Saat ini baik PC rakitan, PC built up maupun PC notebook mempunyai banyak sekali variasi spesifikasi. Hal ini karena banyaknya produser komponen dan masing-masing memberikan berbagai alternatif komponennya. Satu produsen PC saja, misalkan ACER atau HP, mempunyai banyak tipe PC dengan spesifikasi yang berbeda. Belum lagi jika membandingkannya dnegan beberapa merek lain. Mau pilih yang mana dapat menjadi pertanyaan yang membingungkan dan sukar dijawab.
Penggunaan PC disebuah kantor atau perusahaan, tentu perlu standarisasi. Standarisasi diperlukan agar variasi spesifikasi PC tidak terlalu luas . Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan penggunaan dan pemeliharaan. Akan lebih mudah, cepat dan efisien bagi manajemen pengoperasian dan pemeliharaannya jika tidak banyak jenis yang harus dipelihara.
Semakin tinggi spesifikasi sebuah PC tentu akan semakin mahal harganya. Semakin tinggi spesifikasi sebuah PC tentu akan semakin bertenaga untuk menjalankan program aplikasi, khususnya aplikasi yang kompleks. Karena itu pemlilihan spesifikasi sebuah PC sangat ditentukan oleh fungsi yang direncanakan dan aplikasi yang akan digunakan.
Sebuah PC yang semata digunakan untuk menjalankan office application ringan, seperti surat menyurat dan beberapa lembar electronic worksheet, tentunya tidak memerlukan spesifikasi seperti untuk menjalankan program grafis yang kompleks. PC dengan aplikasi ringan cukup menggunakan processor-processor sejenis Intel Celeron, AMD Sempron atau Intel Pentium 4. PC dengan aplikasi berat tentu lebih ideal menggunakan processor sekelas Intel Core2 Duo atau AMD Athlon 64.
Tetapi budaya di negeri kita masih ditentukan oleh status ekonomi dan sosial. Makin tinggi daya beli tentunya akan membeli PC dengan spesifikasi yang lebih tinggi. Makin tinggi jabatan seseorang, maka perusahaan akan memberikan fasilitas PC dengan spesifikasi yang lebih tinggi.
Jika kita mengkaji dengan konsep management, seorang top manager akan lebih berfungsi strategis daripada teknis/operasional, sedangkan seorang bottom manager berfungsi sebaliknya. Tentunya sang bottom manager yang adalah orang yang lebih memerlukan CP dengan spesifikasi tinggi. Tetapi jika berdasarkan status jabatan, akibatnya seorang di bidang teknis/operasional yang memerlukan spesifikasi PC tinggi hanya mendapatkan PC spesifikasi rendah. Ironisnya sang top manager mempunyai PC spesifikasi tinggi tanpa dapat memanfaatkannya.
Karena itu sebaiknya standarisasi PC pada sebuah perusahaan harus berdasar kebutuhan pemakainya dan aplikasi yang akan digunakan. Mensosialisasikan fungsi sebuah PC dan meminta kerelaan para top manager untuk lebih efisien adalah kunci efisiensi penggunaan PC di perusahaan.