Friday, December 28, 2007

Linux Mandriva Free 2008.0

Bagi anda para linuxer saat ini di Inddonesia sudah tersedia DVD Linux Mandriva Free 200.0. DVD ini dapat diperoleh dengan membeli majalah Info Linux Edisi Ekonomis 12/2007. Lumayanlah dengan Rp. 20.000 saja anda sudah dapat mencoba distro linux ini, dari pada harus mendownload sendiri. Apalagi harga bandwidth internet di negeri ini masih terhitung mahal.

Mandriva Free 2008 dilengkapi dengan sejumlah aplikasi terbaru, diantaranya KDE 3.5.7 dan GNOME 2.20 (graphical user interface), GIMP 2.4.0 (graphic editor), Firefox 2.0.06 (internet browser) dan Open Office 2.2.1 (office application).

Mandriva Free 2008.0 ini adalah versi non komersial yang dapat anda gunakan. Selain versi ini, terdapat juga Mandriva 2008.0 Power Pack Edition yang merupakan versi komersial dan dapat anda beli dengan harga sekitar 39 Euro. Tentunya untuk yang versi komersial dilengkapi dengan program-program komersial (proprietary) dan sejumalah graphic, multi media codec dan driver komersial.

Komik Dalam Format PDF

Anda senang membaca komik? Misalnya : Tin Tin? Superman? Batman? Asterix? Spiderman?
Komik-komik tersebut dapat saja diperoleh dari internet. Ada beragam format file untuk menyimpan komik. tetapi tentu saja yang paling mudah dan populer adah format dokumen pdf (portable document file).

Bagi anda yang belum pernah mendapatkan komik dalam format pdf, bisa saja beranggapan format pdf hanya dipergunakan untuk dokumen-dokumen textbook atau paper seminar. Bahkan bukan hanya komik, seorang teman saya pernah terheran-heran ketika mengetahui ada banyak majalah dalam format pdf.

Bagaimana cara mendapatkannya. Gunakan mesin pencari (search engine) seperti yang terdapat pada yahoo atau google. Tambahkan tulisan "pdf" atau "e book" pada komik atau majalah yang anda cari. Jika anda beruntung, biasanya akan terdapat alamat yang menyediakan komik-komik tersebut.

Thursday, August 23, 2007

Menggunakan Open Office

Sudah lama saya menggunakan open office, mulai dari versi 1.1 sampai 2.0, 2.1 dan kini 2.2. Saya merasa tidak ada kesulitan menggunakannya. Semua fungsi yang saya butuhkan dan ada pada MS Office, juga ada pada open office. Bahkan open office mempunyai kemampuan untuk menyimpan dokumen dalam format pdf. Usaha yang saya perlukan hanya menghapal dimana letak-letak perintah atau menu yang diperlukan.


Memang sering terjadi ketidak sesuaian jika saya harus membuka dokumen yang dibuat oleh teman-teman saya yang menggunakan MS Office. Margin, paragraph, gambar atau tabel sisipan bisa berubah letak. Agak repot jika satu file dokumen harus dikerjakan dengan open office dan MS office secara bergantian. Formatnya dapat berubah-ubah terus. Tetapi apa bila kita telah menetapkan untuk menggunakan open office untuk seluruh pekerjaan kita, tidak akan ada kesulitan perubahan format dukumen.


Keunggulan open office karena program tersebut termasuk open source software. Selain dapat berjalan pada Linux, tersedia juga versi MS Windows dan Mac OS. Open office (OO) dilengkapi pula dengan dengan OO Writer (wordprocessor), OO Calc (spreadsheet), OO Impress (graphic presentation), OO Base (database), OO Draw dan OO Math.


Walaupun demikian, terus terang saya merasa kesulitan untuk mengajak teman-teman di kantor beralih ke open office. Bagaimanapun juga merubah kebiasaan adalah sesuatu yang sulit tanpa dorongan atau motivasi yang kuat.

Wednesday, July 4, 2007

Menggunakan Mandriva Linux

Mandriva Linux versi free download ini saya peroleh dari buku-buku yang tersedia di toko buku. Setiap buku dilengkapi dengan beberapa CD-ROM program linux. Bagi saya lebih baik membeli buku-buku ini daripada men-download sendiri melalui internet. Maklumlah kuota internet saya masih terbatas dan saya termasuk jarang sabar menunggu.

Pertama saya installkan ke ECS desknote. Desknote ini termasuk kuno, dengan spesifikasi amat minim, yaitu processor VIA 733 Mhz, SDRAM PC133 256 MB dan harddisk hanya 10 GB. Berhasil dengan baik, walaupun terasa lama saat melakukan booting dan memanggil aplikasi. Tapi semuanya berjalan dengan baik. Monitor tanpa masalah, sound card tidak ada masalah dan network card juga OK. Tapi memang, rasanya lambat sekali.

Kedua saya installkan di dektop PC rumah dengan spesifikasi processor Pentium IV 2,8c, memory DDR PC-3200 384 MB, Hardisk 80 GB, VGA Card nVidia Ge Force MX4000, monitor Samsung 793DF dan soundcard Yamaha fmpci. Hasilnya bagus sekali. Semua berjalan dengan baik.

Selanjutnya saya installkan di desktop di kantor. Spesifikasinya Perntium IV 2,8a, momory DDR PC 2700 512 MB, Harddisk 40 GB, VGA integrated shared, monitor LCD sony 15” dan soundcard on board. Hasilnya juga bagus. Relatif tidak ada kesulitan pada proses instalasi. Demikian juga dengan setup pada jaringan komputer di kantor.

File data lama saya yang tersimpan pada partisi harddisk dengan format FAT32 dapat dibaca dengan mudah oleh Mandriva Linux. Setup mounting harddisk (mount points) dapat dilakukan dengan mudah melalui Mandrakelinux Control Center.

Wednesday, June 13, 2007

Mari Membaca Buku dengan PDA Phone

PDA phone banyak diminati oleh masyarakat golongan menengah ke atas, baik yang berbasis sistem operasi Windows Mobile maupun dengan sistem operasi lainnya seperti symbian dan linux. Walaupun ukurannya lebih besar dari handhone biasa, tapi dengan membawanya di pinggang seakan dapat menjadi sebuah simbol status sosial. Maklumlah, karena harganya jauh lebih mahal dari handphone dan mempunyai banyak fungsi dan feature seperti time manager, sehingga bisa mengesankan penggunanya adalah orang yang berduit, pintar, eksekutif dan sibuk.

Untuk dapat menggunakan PDA phone secara optimal, pemakai perlu mempelajari manual pengggunaannya, mencobanya dan menekuninya. Kalau tidak serius, biasanya pemakai hanya bisa menggunakannya untuk bertelepon, sms, mencatat dan menjadikannya sebagai kamera saja. Ujung-ujungnya, membawa PDA phone di pinggang dapat hanya sekedar memperoleh gengsi.

Padahal salah satu fungsi penting dari PDA adalah alat untuk membaca buku-buku (e-book). E-book adalah file komputer yang mewujudkan sebuah buku secara elektronis. File-file tersebut dapat dibuka dengan sebuah program aplikasi yang sesuai, sehingga pada layar PDA akan tampak sebuah buku yang bisa dibaca kapan saja dan dimana saja.

Ada banyak jenis format file e-book sesuai dengan program aplikasinya. Misalnya file berkode pdf yang dibaca dengan menggunakan program pdf reader semacam adobe reader, file berkode lit yang dapat dibaca dengan program Microsoft Reader, atau format dokumen portabel secara pdb dan prc.

Dua hal yang perlu dilakukan agar PDA phone dapat berfungsi sebagai buku elektronik adalah dengan menginstalkan program pembaca file e-book ke dalam PDA phone. Setelah itu kita harus mencari file e-book dan menyimpanya dalam memory PDA phone. Setelah itu kita dapat mulai menikmati bacaan tersebut.

Hal penting yang harus diperhatikan jika menggunakan PDA phone untuk membaca adalah ketersediaan tenaga baterai. Perhatikan pemakaian baterai PDA Phone agar tidak kehabisan daya pada saat kita perlu menelepon atau menunggu telepon seseorang. Tentu saja akan lebih baik jika selian menggunakan pDA phone kita juga mempunyai sebuah handphone biasa, sehingga tidak ada masalah jika kehabisan baterai karena membaca.

Tuesday, June 12, 2007

I Love Linux

Menggunakan Linux, susah-susah gampang. Bagi pemula akan terasa susah pada waktu melakukan instalasi. Setelah berhasil menginstall linux, selanjutnya terasa mudah dan enak digunakan. Memang sulit membiasakan diri itu sulit, tetapi dengan memaksakan diri menggunakan linux untuk keperluan pekerjaan sehari-hari maka semua akan berjalan lancar.

Linux saya gunakan untuk berbagai keperluan. Mengetik, berhitung, presentasi membuat program sederhana, mendengarkan musik, menonton video, bermain game, membaca e-book, internet, e mail dan sebagainya. Semuanya berjalan lancar sampai saat ini. Sudah dua tahun saya memakai Linux dan sampai saat ini belum pernah sekalipun program atau dokumen saya terkena virus. Hebat bukan?!

Memang sulit menginstal linux. Ada 3 kesulitan utama yang saya alami, yaitu : tidak semua komponen atau hardware dapat dikenali oleh linux, setup harddisk data agar dapat dibaca oleh linux dan sistem file permission. Setiap kali mengalami kesulitan, saya hentikan dulu prosesnya, beberapa hari kemudian saya teruskan kembali jika mendapatkan ide untuk pemecahan masalahnya. Untuk bisa lancar menggunakan linux desktop total waktu yang saya perlukan sekitar 8 bulan.

Distro linux yang pertama saya gunakan adalah Red Hat 9.0 kemudian Red Hat 9.2. Tetapi saya kurang puas dengan fungsi multimedianya. Selain itu saya juga tidak berhasil untuk membaca file data yang tersimpan pada harddisk berformat FAT dan FAT32. Saya lalu beralih menggunakan Mandrake 9.0 yang ternyata cukup mudah instalasinya dan enak dipergunakan. Kemudian saya menggunakan Mandrake 9.2. Sejak itulah saya merasa jatuh cinta pada Linux.

Selanjutnya saya menggunakan Madrake 10.2 , Mandriva 2005 dan kini Mandriva 2006. Selain itu saya juga secara bersamaan mencoba menggunakan Xandros dan Suse Linux. Semuanya berjalan baik-baik saja, walaupun beberapa kali ada kesulitan. Saya rasa distro linux yang paling sesuai dengan kebutuhan saya adalah Mandriva.

Selain mencoba berbagai distro linux dan versinya untuk mendapatkan yang paling cocok dengan komponen PC saya, saya juga terpaksa mengganti modem ADSL agar bisa dioperasikan pada linux. Modem ADSL saya yang semula Speed Stream dengan koneksi USB tidak saya pergunakan lagi karena tidak dapat beradaptasi dengan linux. Saya lalu menggunakan modem D-Link dengan koneksi ethernet port.

Untuk printer, saya baru dapat menggunakan printer lama saya epson CSX-40. Printer baru saya berjenis Canon MP 150 belum dapat dipergunakan. Mandriva belum menyediakan driver untuk printer multi fungsi ini. Mudah-mudahan pada Mandriva 2007 nanti sudah mampu mengoperasikan printer baru saya.

Memang diperlukan banyak usaha dan pengorbanan untuk bisa mengoperasikan linux. Tetapi saya sangat puas dengan kestabilan dan kehandalannya. Kini saya menggunakan linux desktop, baik untuk PC dan notebook di rumah maupun PC di kantor setiap hari. Pokoknya I Love Linux.

Budaya Flashdisk

Empat tahun yang lalu masih banyak pemakai komputer belum mengetahui adanya media penyimpan data berjenis flasdisk. Saat itu floppy-diskette 1,44 MB masih umum dipergunakan. Saya masih ingat ketika membeli Flashdisk merk twinmos berkapasitas 32 MB dan mempamerkannya kepada teman-teman di kantor. Hampir semua teman terpesona dengan benda yang saya katakan mempunyai kapasitas setara dengan 20 buah floppy diskette. Saat itu tidak semua komputer di kantor saya mempunyai koneksi USB.
Saat ini flashdisk telah umum dipergunakan di kantor saya. Hampir semua karyawan di berbagai golongan jabatan mempunyai flashdisk. Kapasitasnya bermacam-macam, yang paling rendah 512 MB dan rata-rata menggunakan yang 1 GB. Beberapa teman bahkan mempunyai flashdisk berkapasitas 2 GB dan 8 GB.
Sebagian teman yang beruntung mempunyai flashdisk yang dibelikan oleh kantor, alias barang inventaris kantor. Sebagian besar lainnya membeli flashdisk dengan uang pribadi, walaupun penggunaannya untuk keperluan kantor.
Membawa-bawa flashdisk menjadi budaya yang trend di kantor. Bertukar data menjadi kebiasaan, baik data-data urusan pekerjaan maupun urusan pribadi atau hobby. Memang praktis dan bergaya, tetapi kebiasaan ini sering menjadi awal malapetaka. Kemalangan terjadi karena semakin banyaknya jenis virus komputer yang ditujukan untuk merusak hampir seluruh data yang ada di dalam flashdisk.
Bukan hanya merusak isi data pada flashdisk, virus-virus ini sekaligus menyerang data yang tersimpan dalam harddisk komputer. Virus ini juga sekaligus dapat merusak sistem operasi komputer. Kalau sudah begitu, dari tingkatan direktur sampai juru ketik semuanya sibuk mencari progam antivirus atau mencari orang yang mampu membersihkan virus sekaligus meyelamatkan datanya.
Walaupun saya menggunakan sistem operasi komputer yang tidak punya banyak virus (linux OSS), tetapi saay juga tetap berhati-hati dalam menggunakan flash disk. Saya selalu mempunyai lebih dari satu flashdisk. Satu buah selalu saya pergunakan untuk keperluan 'copy-mencopy' data dari komputer teman. Flashdisk lainnya saya pergunakan hanya pada komputer pribadi saya di rumah dan tidak pernah dipergunakan untuk urusan kantor. Sampai saat ini (sudah dua tahun) masih aman-aman saja.

Thursday, March 22, 2007

Efisiensi Spesifikasi PC pada Perusahaan

PC atau personal Computer pada mulanya tidak mempunyai banyak alternatif spesifikasi. Pada masa-masa penggunaan processor 8088 sampai dengan 486, variasi spesifikasi tidaklah terlalu banyak. Apalagi untuk PC built up, calon pemakai dengan mudah bisa menentukan spesifikasi sesuai kebutuhan.

Saat ini baik PC rakitan, PC built up maupun PC notebook mempunyai banyak sekali variasi spesifikasi. Hal ini karena banyaknya produser komponen dan masing-masing memberikan berbagai alternatif komponennya. Satu produsen PC saja, misalkan ACER atau HP, mempunyai banyak tipe PC dengan spesifikasi yang berbeda. Belum lagi jika membandingkannya dnegan beberapa merek lain. Mau pilih yang mana dapat menjadi pertanyaan yang membingungkan dan sukar dijawab.

Penggunaan PC disebuah kantor atau perusahaan, tentu perlu standarisasi. Standarisasi diperlukan agar variasi spesifikasi PC tidak terlalu luas . Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan penggunaan dan pemeliharaan. Akan lebih mudah, cepat dan efisien bagi manajemen pengoperasian dan pemeliharaannya jika tidak banyak jenis yang harus dipelihara.

Semakin tinggi spesifikasi sebuah PC tentu akan semakin mahal harganya. Semakin tinggi spesifikasi sebuah PC tentu akan semakin bertenaga untuk menjalankan program aplikasi, khususnya aplikasi yang kompleks. Karena itu pemlilihan spesifikasi sebuah PC sangat ditentukan oleh fungsi yang direncanakan dan aplikasi yang akan digunakan.

Sebuah PC yang semata digunakan untuk menjalankan office application ringan, seperti surat menyurat dan beberapa lembar electronic worksheet, tentunya tidak memerlukan spesifikasi seperti untuk menjalankan program grafis yang kompleks. PC dengan aplikasi ringan cukup menggunakan processor-processor sejenis Intel Celeron, AMD Sempron atau Intel Pentium 4. PC dengan aplikasi berat tentu lebih ideal menggunakan processor sekelas Intel Core2 Duo atau AMD Athlon 64.

Tetapi budaya di negeri kita masih ditentukan oleh status ekonomi dan sosial. Makin tinggi daya beli tentunya akan membeli PC dengan spesifikasi yang lebih tinggi. Makin tinggi jabatan seseorang, maka perusahaan akan memberikan fasilitas PC dengan spesifikasi yang lebih tinggi.

Jika kita mengkaji dengan konsep management, seorang top manager akan lebih berfungsi strategis daripada teknis/operasional, sedangkan seorang bottom manager berfungsi sebaliknya. Tentunya sang bottom manager yang adalah orang yang lebih memerlukan CP dengan spesifikasi tinggi. Tetapi jika berdasarkan status jabatan, akibatnya seorang di bidang teknis/operasional yang memerlukan spesifikasi PC tinggi hanya mendapatkan PC spesifikasi rendah. Ironisnya sang top manager mempunyai PC spesifikasi tinggi tanpa dapat memanfaatkannya.

Karena itu sebaiknya standarisasi PC pada sebuah perusahaan harus berdasar kebutuhan pemakainya dan aplikasi yang akan digunakan. Mensosialisasikan fungsi sebuah PC dan meminta kerelaan para top manager untuk lebih efisien adalah kunci efisiensi penggunaan PC di perusahaan.

Thursday, January 11, 2007

iPhone


Harian Bisnis Indonesia tanggal 11 Januari 2007 memberitakan tentang Apple Computer Inc yang meluncurkan produk barunya iPhone. Steve Jobs sang CEO memperkenalkan produk barunya itu pada acara pertemuan tahunan 'MacWorld Conference and Expo' di San Francisco USA.

Produk iPhone selain berfungsi sebagai telepon seluler, juga dilengkapi dengan pemutar musik digital sebagaimana iPod, produk Apple sebelumnya. Selain itu perangkat ini memiliki layar sentuh dan dapat digunakan untuk selancar di internet serta mengakses e-mail. Fasilitas lainnya adalah Wi-Fi, bluetooth dan GPS (Global Positioning System)

Produk iPhone dengan kapasitas 4 gigabyte akan di jual dengan harga USD 499 dipasar USA, sedangkan yang berkapasitas 8 gigabyte akan dijual seharga USD 599.

Tampaknya Apple Computer Inc mulai melangkah masuk ke pasar produk yang sama dengan produk-produk dari Nokia, Sonny Ericsson, O2, Dopod ataupun Hewlett Packard. Terlihat dari fungsi-fungsi yang ditawarkan, produk iPod ini sejenis dengan produk PDA-phone atau smart-phone lainnya.

Mampukah produk dari Apple ini bersaing dengan merek lainnya yang sudah lebih dulu menguasai pasar? Kelihatannya Apple bermaksud memanfaatkan dominasinya dibidang perangkat pemutar multimedianya, yaitu iPod. Apple dapat berharap para pemakai iPod yang setia, akan lebih memilih iPod yang bisa digunakan untuk telekomunikasi.

Selain itu pasti ada alasan kuat, mengapa Apple masuk ke pasar ini. Trend perkembangan handphone yang juga dapat berfungsi sebagai PDA atau alat pemutar multimedia dapat mengancam pemasaran iPod. Jika setiap handphone sudah dilengkapi pemutar multimedia, kemungkinan besar iPod yang hanya melulu alat pemutar multimedia akan ditinggalkan penggemarnya.

Jadi, inilah langkah antisipasi yang dibuat Apple Computer Inc untuk mengamankan produk iPod nya. ( gambar dari http://www.apple.com )

Monday, January 8, 2007

Demam 3G

Sejak akhir tahun 2006 dan memasuki awal tahun 2007, masyarakat pengguna handphone di Indonesia mendapat kenalan baru, yaitu 3G (tri-ji). 3G adalah sebuah generasi baru akses data melalui jaringan telepon seluler GSM. 3G menjanjikan kecepatan akses data atau bandwidth yang lebih besar alias lebih cepat. Kecepatannya memungkinkan 3G digunakan untuk transmisi data gambar bergerak atau video dengan kualitas tertentu.
Iklan 3G ditayangkan di televisi secara gencar oleh para operator layanan GSM. Banyak feature ditawarkan mulai dari video phone, video streaming siaran TV atau film-film dan sebagainya. Para produsen handphone seperti Nokia dan Sonny Ericsson juga memasarkan produk-produk baru handphone kelas atas yang berteknologi 3G.
Pada pasar perdagangan handphone terjadi pembelian atau tukar-tambah handphone-handphone kelas atas, pengguna membeli handphone 3G. Otomatis harga handphone kelas atas tanpa 3G turun dengan drastis. Salah satu pemikiran pembeli adalah : “Buat apa harga handphone semahal itu kalau tidak bisa 3G?”
Bagi para pemakai handphone kelas menengah ke bawah, tidak memakai handphone 3G tidak masalah, karena tidak ada kebutuhan atau dana untuk itu. Bagi pemakai handphone kelas tersebut cukuplah bisa saling berbicara, kirim sms atau paling canggih ada radio FM, kamera VGA dan sedikit pemutar MP3 sudah memuaskan. Karena itu dengan masuknya teknologi 3G, harga handphone kelas menengah ke bawah masih cukup stabil dan hanya sedikit turun.
Harga layanan 3G dijanjikan oleh para operator akan murah dan tidak memberatkan. Apakah benar akan begitu? Sedangkan tarif umum rata-rata akses data saat ini adalah Rp. 3 sampai Rp. 5 per kilobyte. Dengan demikian untuk penggunaan sebesar 750 megabyte, pemakai harus membayar antara Rp. 3 juta sampai Rp 4 juta. Bandingkan dengan layanan speedy ADSL yang cukup Rp. 300 ribu untuk 750 megabyte.
Jika harga layanan 3G sama seperti dengan harga akses data yang berlaku sekarang, rasanya kita harus berhemat-hemat untuk menikmati 3G. Bukanlah lebih baik datang saja ke rumah teman atau berhubungan melalui webcam, daripada harus membayar sebanyak itu untuk 3G? Bukankah lebih baik nonton film di studio 21 saja dari pada nonton film melalui 3G? Bukankah lebih baik membeli mini LCD TV saja supaya bisa menikmati siaran TV dengan gratis?
Saya rasa ada dua hal yang masih harus dipikirkan jika menggunakan handphone 3G, yaitu harga layanan dan jenis kebutuhannya. Jika harga layanan masih terlalu tinggi dan kebutuhan hanya untuk entertainment saja, tentu tak sebanding. Seharusnya 3G dapat digunakan untuk hal-hal yang memberikan 'nilai lebih' dari biaya yang harus dikeluarkan. Kebutuhan akan informasi yang harus on-time dan bernilai bisnis seharusnya lebih mendapat perhatian pada layanan 3G.

Tsunami Digital

Gempa yang merusak jaringan serat optik Taiwan di bawah laut baru-baru ini amat terasa dampaknya di Indonesia. Terasa begitu lambat saat mengakses data melalui internet, khususnya situs-situs dari luar negeri. Orang bilang, ini namanya 'tsunami digital'. Katanya untuk pulih 100% perlu waktu 1 bulan. Wahh... terpaksa harus bersabar.